NAPAK TILAS

 
         ilalang merupakan majalah mahasiswa yang pertama kali diterbitkan di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Majalah ini diterbitkan oleh mahasiswa Agribisnis untuk pertama kalinya pada 12 Oktober 2004. Secara resmi di-launching bersamaan dengan kegiatan Studium General dan Bedah Buku yang diselenggarakan oleh BEMJ Agribisnis. Civitas Akademika Jurusan Agribisnis menginginkan adanya wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan kreatifitas dalam bidang menulis dan jurnalistik secara umum. Sehingga diwujudkanlah majalah ilalang sebagai media kreatifitas tersebut dengan harapan bahwa mahasiswa Agribisnis memiliki keunggulan komparatif layaknya produk-produk pertanian di kalangan civitas akademika di UIN.
Persiapan penerbitan perdana majalah ilalang dimulai pada liburan semester genap menuju TA 2004/2005. Keterlibatan seluruh mahasiswa Agribisnis yang pada saat itu terdiri dari 4 angkatan sangat diinginkan. Meskipun tidak semuanya terlibat secara langsung tetapi kritik dan saran yang membangun tentunya menjadi landasan dari teman-teman Agribisnis. Majalah ilalang sendiri dalam tahapan persiapan sangat singkat akan tetapi memiliki ide-ide cemerlang dari pencetusnya yakni dosen dan senior.
Nama ilalang sendiri tercetus dengan harapan majalah mahasiswa ini akan memiliki daya tahan yang tinggi dalam kondisi apapun sesuai dengan filosofi dari ilalang itu sendiri. Untuk perekrutan tim redaksi sendiri pada saat itu dilakukan secara terbuka tetapi tidak melakukan seleksi yang terlalu ketat. Karena memang pada saat itu masih dalam pencarian formasi yang sesuai dengan image majalah mahasiswa ini. Akhirnya dapat dibentuk tim redaksi yang terdiri dari mahasiswa dari angkatan 2001, 2002 dan 2003 serta penunjukan beberapa dosen ditambah seorang alumni Agribisnis sebagai dewan redaksi.
“Get the Knowledge Together” adalah motto yang diambil untuk majalah ilalang ini. secara bahasa motto tersebut dapat diartikan “mendapatkan pengetahuan bersama-sama”, secara luas diartikan bahwa pengetahuan tidak akan dapat dengan mudah kita dapatkan jika hanya sendiri dan hanya berdasarkan literature saja. Di majalah ilalang ini mahasiswa diajak untuk berfkir kreatif dan tidak tergantung pada literature, akan tetapi berfikir kreatif dapat diraih dengan berbagai cara, salah satunya dengan diskusi. Hasil diskusi ini kemudian dituangkan dalam sebuah tulisan ilmiah sehingga orang yang membacanya akan menambah pengetahuan mereka.
Pada 2 tahun pertama majalah ilalang yang dipimpin oleh Al-Qudsi Angelia Adam (2002), majalah ilalang menunjukan eksistensinya. Setelah itu terjadi suksesi yang dikarenakan harus adanya regenerasi di tim redaksi, akhirnya selama kurang lebih 6 bulan tim redaksi ilalang dipimpin oleh Surya Pranoto (2004) akan tetapi dalam kepemimpinannya ilalang hanya terbit 2 edisi. Banyaknya pengurus ilalang lama yang mengundurkan diri menjadi majalah pada masa kepemimpinan Surya Pranoto. Meskipun telah dilakukan perekrutan (angkatan 2004 dan 2005) untuk tim redaksi ilalang tetapi semangatnya mulai turun selain itu pengalaman dan pengetahuan mengenai jurnalistik belum sepenuhnya tersalurkan ke tim redaksi yang baru.
Surya Pranoto akhirnya mengundurkan diri setelah menerbitkan 2 edisi majalah ilalang yang kemudian digantikan oleh Dewi Rohmawati (2003). Namun kondisinya tidak jauh berbeda dengan tim ilalang sebelumnya. Tim redaksi ilalang kepemimpinan Dewi Rohmawati belum bisa bekerja secara optimal dan terkendala dengan kemampuan yang tidak sesuai. Pada akhirnya majalah ilalang hanya berhasil terbit 2 edisi untuk menutup tahun ke-3 nya.
Setelah penerbitan terakhir (Vol. 3 No. 4/ Edisi ke-12), ilalang benar-benar mengalami stagnan. Baik tim redaksi maupun BEMJ tidak dapat berbuat banyak untuk menghidupkan kembali ilalang. Hal ini karena, pertama, tidak berjalannya regenerasi. Kedua, kondisi mahasiswa yang mulai jenuh dengan aktifitas organisasi. Ketiga, minat mahasiswa akan kebutuhan informasi dan pengetahuan semakin menurun. Butuh refresh untuk mengembalikan semangat mahasiswa dalam menulis dan berorganisasi. BEMJ Agribisnis beberapa kali ingin mengadakan Workshop dalam rangka mengembalikan semangat mahasiswa justru belum bisa merealisasikannya selama rentang waktu 2 tahun lebih (2008 – 2010).
Kondisi demikian berlangsung selama 2 periode BEMJ Agribisnis yang saat itu juga mengalami krisis kepemimpinan yang bermuara di tingkat Universitas. Akhirnya pada BEMJ periode 2010-2011 baru terlaksana Workshop ilalang sekaligus melakukan perekrutan tim redaksi baru. Prosesnya melalui interview dan seleksi tertulis. Perekrutan ini diikuti oleh mahasiswa Agribisnis angkatan 2008 dan 2009. Walaupun tidak memiliki background sebagai jurnalis, tim redaksi ilalang yang baru ini diharapkan dapat menjadikan majalah ilalang hidup kembali dan memberikan sumbangsih bagi pembangunan pertanian pada umumnya dan pengembangan intelektual mahasiswa Agribisnis pada khususnya.
Harapan yang besar dan keinginan kuat adalah kunci semangat bagi tim redaksi ilalang saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu, majalah ilalang harus menjadi media informasi terbaik. Dukungan dari semua stakeholder seharusnya bisa membangkitkan kembali kejayaan Mahasiswa Agribisnis dengan segala keunikannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.