Kamis, 18 Februari 2016

Bagaimanakita menjawab tantangan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ?

Berakhirnya tahun 2015 menjadi momen yang ditunggu oleh masyarakat. Mereka memiliki harapan tersendiri untuk memulai sesuatu yang baru maupun melanjutkan resolusi dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati oleh kesembilan negara anggota ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan memberlakukan sistem Free Trade Area (Penghilangan tarif perdagangan antar negara), arus bebas barang dan jasa, permodalan dan investasi, juga pasar tenaga kerja antar negara.
Hal tersebut tentu berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan perekonomian masing-masing negara. Adanya kawasan perkembangan ekonomi yang merata dan saling terkait satu sama lain dapat memperkecil kesenjangan antar negara ASEAN dalam hal pertumbuhan ekonomi.Diharapkan kawasan Asia Tenggara menjadi lebih siap untuk menjawab tantangan perekonomian global.
Setiap negara memiliki trik dan persiapan tersendiri untuk menghadapi tantangan di era baru perekonomian tersebut. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri memiliki beberapa hal yang patut untuk dibenahi.Perbaikan dalam hal sistem birokrasi dari pemerintah pusat hingga daerah diperlukan dengan cara meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerjanya masing-masing.Sinkronisasi antara program kebijakan pemerintah terhadap pelaksanaan di lapangan perlu dipantau secara berkelanjutan. Supaya tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dan menghindari campur tangan oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab.
Pengetahuan masyarakat tentang wawasan global dan kondisi pasarterkini masih minim. Salah satunya keterbatasan pengetahuan masyarakat awam tentang kesadaran dan pemahaman tentang apa itu MEA? Serta bagaimana kesiapan dalam menhadari era tersebut. Bagi para pelaku usaha di Indonesia, dituntut untuk lebih cermat dalam melihat peluang di kawasan pasar yang semakin luas. Inovasi dan kreatifitas untuk menciptakan produk berdaya saing tinggi sangat dibutuhkan.

Rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia memerlukan pengembangan dalam hal keterampilan dan penggunaan teknologi.Jumlah tenaga kerja terlatih di Indonesia masih minim. Hal tersebut dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap daya saing sumber daya manusia dalam negeri dengan para pekerja asing yang lebih berkompeten di bidang masing-masing. Pelatihan dan pembinaan keterampilan bagi masyarakat dapat dilakukan sehingga mereka mampu meningkatkan produktivitas kerja sesuai bidang keahliannya.
Perbaikan serta penambahan sarana dan prasarana yang digunakan seperti infrastruktur, energi dan transportasi dapat dilakukan oleh pemerintah. Guna menekan biaya perekonomian yang tinggi bagi sektor produksi/industri di Indonesia. Pemerintah seharusnya mendorong pengembangan potensi industri nasional supaya mampu menciptakan efisiensi produksi dan hasil produksi yang lebih berkualitas. Perlunya dukungan terhadap produk dalam negeri, di tengah persaingan terhadap produk-produk impor yang dinilai lebih berkualitas. Padahal kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk impor, karena memiliki potensi yang perlu dikembangkan.

Di era perekonomian MEA ini, peranan semua stake holder terkait sangat dibutuhkan untuk membangun kesiapan dalam persaingan antar negara yang semakin kompetitif.Sikap optimis dalam melihat peluang diantara tantangan yang ada harus diiringi dengan peningkatan kemampuan diri. Sudah saatnya kita merubah minset, bahwa tantangan dan ancaman MEA harus kita hadapi bersama. (Ilalang Agribisnis/VA) (By: Vonita Amelia Sukmadini_ilalang )
Diberdayakan oleh Blogger.