Berakhirnya
tahun 2015 menjadi momen yang ditunggu oleh masyarakat. Mereka memiliki harapan
tersendiri untuk memulai sesuatu yang baru maupun melanjutkan resolusi dari
tahun sebelumnya. Sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati oleh kesembilan
negara anggota ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan memberlakukan sistem Free Trade
Area (Penghilangan tarif perdagangan antar negara), arus bebas barang dan
jasa, permodalan dan investasi, juga pasar tenaga kerja antar negara.
Hal tersebut
tentu berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan perekonomian masing-masing
negara. Adanya kawasan perkembangan ekonomi yang merata dan saling terkait satu
sama lain dapat memperkecil kesenjangan antar negara ASEAN dalam hal
pertumbuhan ekonomi.Diharapkan kawasan Asia Tenggara menjadi lebih siap untuk
menjawab tantangan perekonomian global.
Setiap negara
memiliki trik dan persiapan tersendiri untuk menghadapi tantangan di era baru
perekonomian tersebut. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri
memiliki beberapa hal yang patut untuk dibenahi.Perbaikan dalam hal sistem
birokrasi dari pemerintah pusat hingga daerah diperlukan dengan cara
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerjanya masing-masing.Sinkronisasi
antara program kebijakan pemerintah terhadap pelaksanaan di lapangan perlu
dipantau secara berkelanjutan. Supaya tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dan
menghindari campur tangan oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab.
Pengetahuan
masyarakat tentang wawasan global dan kondisi pasarterkini masih minim. Salah
satunya keterbatasan pengetahuan masyarakat awam tentang kesadaran dan
pemahaman tentang apa itu MEA? Serta bagaimana kesiapan dalam menhadari era
tersebut. Bagi para pelaku usaha di Indonesia, dituntut untuk lebih cermat
dalam melihat peluang di kawasan pasar yang semakin luas. Inovasi dan
kreatifitas untuk menciptakan produk berdaya saing tinggi sangat dibutuhkan.
Rendahnya
tingkat kualitas sumber daya manusia memerlukan pengembangan dalam hal
keterampilan dan penggunaan teknologi.Jumlah tenaga kerja terlatih di Indonesia
masih minim. Hal tersebut dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap daya saing
sumber daya manusia dalam negeri dengan para pekerja asing yang lebih
berkompeten di bidang masing-masing. Pelatihan dan pembinaan keterampilan bagi
masyarakat dapat dilakukan sehingga mereka mampu meningkatkan produktivitas
kerja sesuai bidang keahliannya.
Perbaikan serta
penambahan sarana dan prasarana yang digunakan seperti infrastruktur, energi
dan transportasi dapat dilakukan oleh pemerintah. Guna menekan biaya
perekonomian yang tinggi bagi sektor produksi/industri di Indonesia. Pemerintah
seharusnya mendorong pengembangan potensi industri nasional supaya mampu
menciptakan efisiensi produksi dan hasil produksi yang lebih berkualitas.
Perlunya dukungan terhadap produk dalam negeri, di tengah persaingan terhadap
produk-produk impor yang dinilai lebih berkualitas. Padahal kualitas produk
dalam negeri tidak kalah dengan produk impor, karena memiliki potensi yang
perlu dikembangkan.
Di era
perekonomian MEA ini, peranan semua stake holder terkait sangat
dibutuhkan untuk membangun kesiapan dalam persaingan antar negara yang semakin
kompetitif.Sikap optimis dalam melihat peluang diantara tantangan yang ada
harus diiringi dengan peningkatan kemampuan diri. Sudah saatnya kita merubah minset,
bahwa tantangan dan ancaman MEA harus kita hadapi bersama. (Ilalang
Agribisnis/VA) (By: Vonita
Amelia Sukmadini_ilalang )